Rabu, 04 Mei 2011

PELATIHAN KADER POSYANDU PT SAM



Pada tanggal 13 April 2011, PT SAM, sebagai salah satu anak perusahaan PT Astra Agro Lestari, yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit di wilayah Kab.HSS menjadi promotor kegiatan pelatihan kader posyandu di kec.Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat. Kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan dalam rangkaian kegiatan revitalisasi posyandu yang didanai PT SAM. Tujuannya membina SDM berkualitas dan produktif. KEgiatan lainnya berupa bantuan pembelian peralatan posyandu senilai Rp.5 juta perposyandu, serta insentif kader Rp.300. ribu perbulan. Kader diharapkan dapat menyusun rencana kerja dan proposal untuk penggunaan dana tersebut. Posyandu yang di bina PT SAM ini berjumlah 22 buah, terdiri dari 7 posyandu wilayah Daha Barat 3 posyandu di Daha Uatar dan 12 buah di Daha Selatan.
Pelatihan kader dibuka oleh Ketua TP PKK Kabupaten serta dihadiri oleh LS terkait di kabupaten maupun kecamatan.Ibu Ketua TP PKK berterimakasih atas peran serta PT SAM dalam upaya meningkatkan kinerja POsyandu dan berharap kegiatan ini akan terus berjalan dan makin berkembang di waktu yang akan datang.

Selasa, 22 Februari 2011

Hasil Pemetaan PHBS 2010

I. PENDAHULUAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empoworment) sebagai satu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Ada 5 tatanan yang menjadi sasaran survey PHBS yakni :
a. Tatanan Rumah Tangga
b. Tatanan Sekolah
c. Tatanan Institusi Kesehatan
d. Tatanan Tempat-tempat Umum
e. Tatanan Tempat Kerja

PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar mau dan mampu melakukan PHBS . Ada 10 indikator PHBS di tatanan ini, yaitu : 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, 2) Memberi bayi ASI Eksklusif, 3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan, 4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 5) Menggunakan air bersih, 6) Menggunakan jamban sehat, 7) Memberantas jentik di rumah, 8) Makan sayur dan buah setiap hari, 9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, 10) Tidak merokok di dalam rumah

PHBS di Tatanan Sekolah
Ada 8 indikator sekolah ber PHBS, yakni : 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat, 4) Olahraga yang teratur dan terukur, 5) Memberantas jentik nyamuk, 6) Tidak merokok di sekolah, 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, 8) Membuang sampah pada tempatnya.

PHBS di Institusi Kesehatan
Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik swasta. Ada 6 indikator PHBS pada tatanan ini : 1) Menggunakan air bersih, 2) Menggunakan jamban, 3) Membuang sampah pada tempatnya, 4) Tidak merokok di institusi kesehatan, 5) Tidak meludah sembarangan, 6) Memberantas jentik nyamuk.

PHBS di Tempat-tempat Umum
Ada 6 indikator PHBS di Tempat-tempat Umum : 1) Menggunakan air bersih, 2) Menggunakan jamban, 3) Membuang sampah pada tempatnya, 4) Tidak merokok di tempat umum, 5) Tidak meludah sembarangan, 6) Memberantas jentik nyamuk.


PHBS di Tempat Kerja
Ada 9 indikatornya : 1) Tidak merokok di tempat kerja, 2) Membeli dan mengonsumsi makanan dari tepat kerja, 3) Melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur, 4) Memcuci tangan denga air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar atau buang air kecil, 5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja, 6) Menggunakan air bersih, 7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar, 8) Membuang sampah pada tempatnya, 9) Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaannya.

Tujuan Survey PHBS pada lima tatanan tersebut adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan PHBS telah dilakukan pada lima tatanan tersebut dan apa saja masalah PHBS saat ini .

II. PELAKSANAAN

Survey dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dengan bimbingan bidan desa, dan petugas Promosi Kesehatan di 9 Kecamatan (93 desa) yakni : Sungai Raya, Simpur, Kandangan, Padang Batung, Kalumpang dan Daha Barat,i Daha Selatan , Daha Utara dan Telaga Langsat dengan sasaran 5 tatanan. Total sasaran sbb :
a. Tatanan rumah = 1729 buah
b. Tatanan sekolah = 6 buah
c. Tatanan institusi kesehatan = 8 buah
d. Tatanan TTU = 7 buah
e. Tempat kerja = 5 buah






















III. HASIL KEGIATAN

PHBS di Rumah Tangga

1. Hasil survey PHBS Tatanan rumah Tangga



Hasil survey PHBS tahun 2010, secara keseluruhan menunjukkan sedikit peningkatan cakupan rumah tangga sehat dibandingkan tahun 2009. Rumah tangga sehat tahun 2008 sebesar 32,11% turun menjadi 26,88% tahun 2009 dan 30,01 % tahun 2010. Tiga permasalahan utama sedikit berbeda dibanding tahun 2009 yakni : merokok di dalam rumah, ASI Eksklusif dan Cuci tangan pakai sabun.






2. 10 Indikator Tatanan Rumah Tangga




3 Indikator terendah cakupannya adalah rokok , ASI Eksklusif dan Jamban Keluarga. Kebiasaan merokok di dalam rumah masih sulit dirubah. Bayi sudah diberi makanan tambahan meskipun usianya masih di bawah 6 bulan. Jamban sehat tahun 2009 58,12% tahun 2010 naik menjadi 72,14%.

3. Indikator Persalinan Nakes per Kecamatan



Target persalinan nakes yang diinginkan adalah 100%. Namun target ini cukup sulit dicapai. Mengingat dibeberapa desa terpencil tidak terjangkau oleh tenaga kesehatan, serta dominasi dukun beranak yang masih sangat kuat.

4. Indikator ASI Eksklusif




ASI Eksklusif salah satu program yang sulit pencapaiannya. Ini berhubungan dengan kebiasaan, tradisi dan pola kerja ibu menyusui. 3 Kecamatan dengan cakupan ASI Eksklusif terendah adalah : Kalumpang, Daha Barat dan Daha Utara.

5. Indikator Penggunaan Jamban Keluarga




3 Kecamatan yang cakupan jamban keluarga terendah adalah Daha Barat, Daha Utara dan Daha Selatan. Ke 3 kecamatan adalah daerah perairan. Aktifitas MCK warga sebagian besar dilakukan di sungai.


6. Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun



Dari hasil surey, cakupan CTPS cukup bagus. Namun hal ini perlu pendalaman lebih lanjut. Apakah CTPS dilakukan dengan cara yang benar dan waktu yang tepat mengingat dalam data 10 penyakit terbanyak diare masih tetap ada.


7. Indikator Menimbang Bayi/Balita setiap bulan




Indikatr penimbangan balita tahun2010 cukup baik . Rata-rata kecamatan di atas 80%.



8. Indikator Penggunaan Air Bersih



Cakupan air bersih sudah cukup memadai, hanya kecamatan Daha Utara
yang masih rendah (67,60%).

9. Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun




Hasil survey menunjukkan cakupan yang cukup baik. Namun masih ada satu kecamatan yang cakupannya hanya 64.53%. Namun ini perlu verifikasi lebih lanjut, apakah cara, sarana dan waktunya sudah tepat.





10. Indikator aktifitas fisik




Aktifitas fisik bagi masyarakat pedesaan yang bekerja sebagai petani tidak bermasalah. Menarik untuk dicermati hasil survey di Kecamatan Daha Utara yang angka cakupannya hanya 67,60 %.

11. Indikator Diet Sayur dan Buah



Indikator ini hasilnya cukup baik, hanya perlu diketahui juga apakah porsi dan frekuensinya telah memadai.





12. Indikator Bebas Jentik



Indikator rumah bebas jentik, adalah indikator baru untuk PHBS tahun 2009. Ada 2 kecamatan yang hasilnya rendah yakni Daha Utara 50,17% dan Kalumpang 35.35%. Pengamatan yang dilakukan kader menunjukkan jentik nyamuk Aedes tidak hanya berada di rumah tapi juga di luar rumah. Sehingga meskipun sebagian besar rumah bebas jentik, angka kesakitan penyakit yang bisa ditularkan lewat nyamuk Aedes masih tetap tinggi.

13. Indikator Tidak Merokok dalam Rumah



Sejak survey PHBS dilaksanakan, indikator ini, tetap jadi masalah. Hasil survey tahun 2010 jumlah RT bebas rokok 49,53% , agak menurun dibanding tahun 2009 (51,26%) .

14. Perbandingan Rumah Tangga Sehat 2008, 2009 dan 2010



Dari 9 kecamatan yang melaksanakan survey, Kec. Padang Batung, Telaga Langsat, Simpur dan Daha Selatan meningkat cakupan RT sehatnya, 6 kecamatan lainnya menurun.

Senin, 28 Juni 2010

KUNJUNGAN DINKES BALANGAN KE HSS



Tanggal 24 Juni, yang lalu Rombongan dari Dinas Kesehatan Balangan berkunjungan ke Kab.HSS dalam rangka silaturahmi dan pembelajaran Desa Siaga.Rombongan berjumlah 25 orang terdiri dari KAbid Promkes beserta staf di Dinkes Balangan, serta perwakilan dari puskesmas dan bidan desa. Tamu diterima di aula Puskesmas Sungai Raya oleh Kabid Promkes mewakili Kepala Dinas beserta Pimpinan Puskesmas. Acara pembukaan diikuti dengan pemaparan tentang pengembangan Desa Siaga yang selama ini telah dilaksanakan di Kab.HSS oleh Kabid Promkes .
Rombongan selanjutnya mengunjungi Desa Siaga Paring Agung dan Poskesdes Paring Agung.Di Paring Agung rombongan diterima Ketua Pokja Desa Siaga Ibu Hj.Rabiatul Adawiah, Bidan Desa Mursidah dan KAder-kader Desa Siaga. Ibu Rabiatul berbagi pengalamannya dalam mengembangkan Desa Siaga di Paring Agung sejak akhir tahun 2006.Pada awal pengembangannya Desa Siaga di Paring Agung tidak memiliki bidan desa. Puskesmas secara bergiliran bersama kader menjalankan fungsi Poskesdes yang pada waktu itu masih bertempat di rumah Ibu Rabiatul sendiri. Ketiadaan bidan maupun bangunan poskesdes tidak menjadi kendala pengembangan desa siaga. Berkat peran serta tokoh masyarakat, kader dan dukungan warga desa. Fungsi desa siaga dapat berjalan optimal. Desa Paring agung memiliki 3 ambulan desa, kelompok donor darah, 12 kader aktif, posyandu dengan strata Purnama, tidak ada kasus kematian ibu maupun bayi serta seluruh penduduk memiliki jaminan kesehatan. Tahun 2010, bangunan poskesdes permanen telah berdiri dan ada bidan desa yang tinggal di desa, sehingga saat ini fungsi poskesdes benar-benar bisa optimal.

Rabu, 19 Mei 2010

HUT IAKMI Cab.Hulu Sungai Selatan Ke IV Th.2010

Dalam rangka Hut ke 4 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)Cab.Hulu Sungai Selatan, dilaksanakan seminar dengan tema "Advokasi & Evaluasi Peran Pemerintah, Legislatif dan Masyarakat dalam Memantapkan Fungsi Desa Siaga" untuk mengadvokasi pemerintah dan badan legislatif . Seminar dilaksanakan Hari Sabtu 22 Mei 2010 bertempat di gedung kesenian Diknas HSS. Seminar bertujuan untuk lebih memantafkan fungsi Desa Siaga yang telah terbentuk dan berjalan selama ini,melalui upaya pencegahan dan promosi kesehata bersama-sama oleh pemeerintah, legislatif, organisasi profesi kesehatan dan terlebih lagi masyarakat.
Sebagai Keynote speaker adalah Bupati Hulu Sungai Selatan, Ketua DPRD Kab.HSS, Sekjen IAKMI Pusat, Kepala Dinas Keseahtan dan Ketua Dewan Kesehatan Kabupaten.

Rabu, 07 April 2010

Hari Kesehatan Sedunia "World Health Day" ke 62

Tanggal 7 April, diperingati sebagai Hari Kesehatan Sedunia (HKS) "World Health Day". Tahun ini adalah peringatan yang ke 62, dengan tema "Urbanization and Health", dengan kesepakatan tema nasional "Kota Sehat, Warga Sehat". Makna tema untuk mengingatkan kepada kita tentang dampak urbanisasi terhadap kesehatan kita baik secara global maupun individual. Berbagai permasalahan di perkotaan seperti kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, perumahan yang kurang sehat dan pelayanan publik yang kurang layak termasuk kriminalitas, kekerasan dan penggunaan obat-obatan terlarang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan.

HKS tahun ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dunia pada topik urbanisasi dan dampaknya pada kesehaatan masyarakat dengan menjalin kerjasama komitmen PEmerintah Pusat, Pemerintah Daerah, organisasi kemasyarakatan, swasta, organisasi internasional, dalam upaya pengarusutamaan penanganan masalah kesehatan masyarakat dalam program unggulan daerah.

10 Pesan Utama HKS Ke-62,
1. Beri Kesempatan kota untuk Hari Bebas Kendaraan Bermotor
2. Satu orang menanam satu pohon
3. 1 jam saja untuk Gerakan Pasar Sehat
4. Kelola Sampah dengan baik
5. Perluas Kawasan Tanpa Rokok untuk kesehatan publik
6. Beri ruang gerak untuk pejalan kaki
7. Perbanyak taman untuk paru-paru kota
8. Memasyarakatkan olah raga, mengolahragakan masyarakat
9. Menjamin ketersediaan sayur dan buah dengan harga terjangkau
10. Tata pemukiman yang bersih dan sehat